Senin, 29 Januari 2018

Review 1

Dilan.....Aku rindu.





Hari ini, hari yang aku tunggu. Akhirnya bisa kasih review film di blog aku sendiri yey *I'm so proud with my self hehhe.
Jadi hari ini aku gak hanya akan mereview film aja, tapi aku juga akan mereview buku. Seperti yang kalian liat diatas dari judulnya aku bakal ngereview film+buku yang bikin panas dalam penduduk Indonesia heheheh, yupsi Film Dilan 1990 dan 3 bukunya yang best seller itu. Biar gak lama-lama openingnya, yuk masuk kereview-nya aja yuuuuuk.

1.  Buku Tentang Mereka
Aku yakin seyakin-yakinnya kalo udah banyak banget orang diluaran sana yang pasti udah baca buku tentang kisah cinta mereka, juga pasti ada beberapa orang-orang yang setelah baca buku itu dan ngasih pendapat mengenai buku tentang mereka. Aku yakin banget ha! Maksud aku ' mereka ' itu ya Dilan dan Milea dua orang anak remaja dimabuk cinta, kelas 2 SMA pada tahun 1990 *tahun segitu aku belum lahir loohhh hahaha.
Harus aku akuin kalo aku telat banget bacanya, itu karena aku punya alasan tersendiri yang aku gak mau share kenapa aku gak mau baca buku ini, dulu. Tapi karena rasa penasaran ku melebihi rasa komitmen ku untuk gak baca buku ini, akhirnya dengan sangat tidak terpaksa-paksa amat aku memutuskan untuk baca buku ini.
      a. Buku Pertama " Dilan.. dia adalah Dilanku tahun 1990 "
Secara garis besar dalam buku pertama ini adalah bagaimana cerita dari sudut pandang seorang Milea yang menggambarkan sosok Dilan pada saat itu, saat mereka sedang melalui fase pdkt sampai mereka jadian di tanggal 22 Desember tahun 1990.
Dan apa yang aku rasakan setelah membaca buku yang pertama kali menjelaskan tentang awal mula  hubungan mereka ? Aku Sukak! Aku Jatuh Cinta sama Dilan, dan aku yakin setiap yang membacanya juga pasti jatuh cinta sama sosok Dilan. Memang iya dia seorang Panglima Tempur di Genk motor, atau kata Milea kalo lagi kesel Genk motor brengsek. Tapi menurut ku Dilan juga beda, dia manis, setia kawan, romantis dan yang paling penting dia selalu berusaha untuk membuat Milea senang. Ah aku juga jatuh cinta pada mu Dilan! Buku pertama berhasil membuat aku hanyut dengan gombalan-gombalan ringan yang tidak terkesan norak tapi malah kelihatan jadi sangat lucu dan manis, Milea dan Ayah Pidi Baiq berhasil meramu " Dilan... dia adalah Dilanku tahun 1990 " menjadi satu buku yang akhirnya membuat aku memutuskan untuk melanjutkan membaca di buku keduanya.

      b. Buku Kedua " Dilan...dia adalah Dilanku tahun 1991 "
Masih cerita dari sudut pandang seorang Milea tentang Dilan, dibuku kedua ini cerita lebih kepada bagaimana hubungan mereka setelah resmi pacaran. Tentang Milea yang mulai terlihat posesif kepada Dilan karena Genk motornya, kedekatan Milea dengan Bunda Dilan yang menurutku manis sekali, munculnya sosok Yugo, sampai meninggalnya sahabat Dilan hingga akhirnya hubungan mereka harus berpisah dan bagaimana Milea melalui hari-harinya tanpa Dilan untuk mencoba 'melupakan' Dilan hingga saat ini.
Lalu bagaimana setelah aku membacanya? Jujur aku sedih, aku gak suka akhir cerita yang sedih ataupun perpisahan. Padahal dulu sekali waktu aku lagi senang-senangnya untuk menulis cerita aku selalu suka cerita dengan akhir yang sedih atau akhir cerita yang menggantung, kalau ada teman yang bertanya pasti aku selalu menjawab " agar keliatan lebih real, kalo happy ending terus udah ketebak gimana akhirnya " . Tapi untuk cerita mereka? Aku gak setuju, aku suka melihat kebersamaan mereka, aku suka bagaimana Dilan memperlakukan Milea membuat Milea senang, aku suka hubungan mereka. Sangat suka.
Tapi karena cerita mereka adalah cerita yang benar terjadi di kehidupan nyata, maka perpisahan bagi mereka juga benar adanya. Seperti kata Ayah Pidi Baiq " Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah."
Ini sulit karena aku harus memutuskan apa aku mau membaca buku yang ketiga atau tidak, karena aku sudah tau akhirnya, aku sedih. Tapi demi menghormati kisah mereka berdua, aku memutuskan untuk membaca buku ketiga.


      c. Buku Ketiga " Milea...suara dari Dilan "
Dibuku ketiga ini cerita berubah, kesemuanya diceritakan dari sudut pandang seorang Dilan. Dibuku ketiga lebih bagaimana hubungan Dilan dengan Genk motornya, Dilan dengan keluarganya, dan bagaimana hari-hari yang dilalui oleh Dilan setelah berpisah dengan Milea, hubungannya dengan Cika, hingga akhirnya harus kehilangan orang-orang yang ia cintai.
Penilaian ku tentang Dilan gak berubah sejak baca cerita mereka dibuku pertama, aku tetap jatuh cinta padanya. Tapi karena sudut pandang cerita ini adalah dari sudut pandang Dilan yang dimana ada yang berbeda antara sudut pandang laki-laki dan wanita aku sempat sedikit kesal membacanya. Mungkin masih dipengaruhi oleh rasa tidak terimaku tentang hubungan mereka yang harus berakhir.
Ada satu cerita dalam buku ketiga ini yang membuat aku ingin memaki pada Dilan. Cerita tersebut adalah ketika mereka berbicara lewat telepon setelah mereka berdua sudah lama tidak berkomunikasi, semua hal-hal yang selama ini Dilan tidak tahu pada saat itu terjawab. Dilan menyadari sebenarnya dia dulu memiliki banyak waktu untuk bisa menjalin hubungan kembali dengan Milea, tapi prasangkanya jauh lebih mempengaruhi keyakinan dan persepsinya. Itu manusia, dan ku maklum Dilan dan Milea pada saat itu masih remaja. Gejolak cinta dan cemburu garisnya tipis sekali.



Dari ketiga buku tersebut aku mau mengucapkan terimakasih kepada Milea, Dilan, dan Ayah Pidi Baiq karena sudah membuat kisah yang bagus dalam ketiga buku ini.



2. Film tentang Mereka
Awalnya aku gak mau nonton, jujur saja. Sama seperti alasanku yang tidak mau membaca bukunya. Tapi karena aku memutuskan untuk membaca bukunya, aku jadi tertarik melihat filmnya. Sedari awal aku membaca buku karena sudah melihat trailer film ini sosok Dilan diperankan oleh Iqbal (yang bukan anggota CJR lagi) , maka ketika membaca bukunya aku mencoba membayangkan Iqbal sebagai sosok Dilan.
Jauh sebelum aku baca bukunya, dan jauh sebelum aku mempunyai keinginan untuk menonton filmnya aku meragukan Iqbal, ya aku sangat meragukannya. Bukan apa-apa pada saat itu aku masih berfikiran bahwa Iqbal masih remaja, image dia dengan boybandnya dulu masih terasa didirinya. Apalagi beberapa film yang ia mainkan aku malas untuk menontonnya. Tapi kemarin tidak, Iqbal luar biasa. Dia bagus, dia cocok, dia bukan lagi remaja dengan boyband yang kulihat dulu. Dan aku jatuh cinta, lagi pada sosok Dilan di diri Iqbal. Terutam ketika scene Dilan membela Milea, dan scene Dilan merayu Milea. Aku gak tahu kenapa, tapi aku merasa kamu Dilan, Iqbal. Untuk itu aku minta maaf Iqbal, sempat meragukan mu. You nailed it bal, and you deserve to celebrate this.
Milea pada diri Vanessa, setahuku ini film pertamanya. Dia cantik, aku harus akui itu. Dalam dialog aku tidak terlalu merasakan kekuatan mereka antara Dilan dan Milea, namun ketika mereka berpandangan? Kenapa itu kuat banget, aku suka. Jalan ceritanya sama seperti apa yang dituliskan dibukanya, kalimat-kalimat penting juga tersaji dengan baik. Chemistry antar pemain juga kuat, lokasi yang bersetting di Bandung pada tahun 1990 dan beberapa adegan yang terjadi pada tahun itu, ternyata cukup untuk membuat beberapa orang yang pada tahun itu sudah merasakan cinta bisa sedikit bernostalgia. Keseluruhan cerita? Luar biasa, hanya saja ada beberapa efek dalam film ini , yang aku gak terlalu paham tapi menurut ku harus diperbaiki. Karena agak sedikit mengganggu bagi aku sebagai penonton film. Tapi keseluruhan aku suka, puas.





So itu adalah review jujur aku tentang buku dan film dari Dilan, aku tunggu Dilan 1991. Tenang saja, aku bukan ahli dalam memberikan review tapi dalam film ini aku memberikan nilai 8 dari 10. Sukses untuk semua para crew dan para pemain, kalian sudah berusaha untuk menghidupkan cerita ini dalam film. Jangan lupa untuk kalian menonton filmnya di bioskop, dan rasakan sendiri bagaimana bagusnya film Dilan 1990.

Semoga kalian bisa menikmati review buku dan film  yang aku buat ini, kalo kalian ada film atau buku yang aku mau review  atau hal apapun kalian bisa comment diblog aku ya, dan buat kalian yang udah baca tulisan ini kalian bisa juga mention ke Instagram aku dengan #reviewDilan1990byHalfBrains .
And don't forget to thinking, sharing, and inspiring others. Te Amo❤

#Dilan1990 #DilandanMilea #FilmDilan #BukuDilan #PidiBaiq #HalfBrains1697 #ReviewBukuDilan #ReviewFilmDilan


Contact me on my:
Instagram : @TheAmateur1697
Or email me :
📧 Fildzahnm06@gmail.com / dzaju.nabilah@gmail.co





Tidak ada komentar:

Posting Komentar